Makna Pertemuan
Rasulullah SAW dengan para nabi
Setelah
Nabis SAW pulang dari Thaif dengan sedih dan setelah berdoa, “jika Engkau tidak
marah kepadaku maka aku tidak peduli,” datanglah pengabulan do’anya berupa
perjalanan mulia yang belum pernah disaksikan manusia semisalnya, yakni
mukjizat Isra’ dan Mi’raj.
Menurut
pendapat yang paling benar, Isra’ dan Mi’raj terjadi pada tanggal 27 Rajab
tahun kesepuluh kenabian. Perjalanan ini terjadi setelah tahun kesedihan (Amul
Huzni), tahun Nabi SAW kehilangan pamannya Abu Thalib dan isterinya Khadijah
binti Khuwalid. Perjalanan ini merupakan mukjizat guna mengajari Nabi SAW
kedudukannya di sisi Rabb-Nya.
Orang-orang
berselisih, Isra’ dan Mi’raj terjadi dengan ruh dan jasad, ataukah ruh saja? Tentu
saja Isra’ dan Mi’raj terjadi dengan ruh dan jasad.
Perjalanan
Isra’ dan Mi’raj dimulai dengan thawafnya Nabi SAW di Ka’bah. Kemudian, beliau
melakukan Isra’ ke Masjidil Haram, lalu beliau dinaikkan ke langit. Allah SWT
berfirman:
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ
لَيْلا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الأقْصَى الَّذِي
بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّه هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu
malam dari Al Masjidilharam ke Al Masjidilaksa yang telah Kami berkahi
sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda
(kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (al-Isra’:1)
Baginda
Nabi diisra’kan (isra’: perjalanan di malam hari) dari Masjidil Haram menuju
Masjidil Aqsha. Perjalanan beliau dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsha
menggunakan kendaraan Buraq, seekor binatang melata putih yang lebih tinggi
dari keledai, tetapi lebih rendah dari kuda. Ia meletakkan kukunya di ujung
kaik-kakinya. Buraq berasal dari suku kata Al-Barq yang berarti cepat.
Makna
Pertemuan Rasulullah SAW dengan para nabi di Masjidil Aqsha
Baginda
Nabi SAW memasuki Masjidil Aqsha. Masjid tersebut penuh dengan nabi-nabi Allah
SWT, mulai dari Adam hingga Isa bin Maryam As. Pertemuan para nabi di Masjidil
Aqsha ini mempunyai makna yang besar, yakni sebagai isyarat persatuan umat
manusia. Selain itu, bermakna pula, bahwa turunnya para nabi ke bumi untuk
menyerahkan tampuk kepemimpinan umat kepada Muhammad SAW. Karena hal inilah
mereka turun. Padahal, beliau juga akan bertemu mereka setelah naik ke langit.
Baginda
Nabi SAW mengimami shalat di Masjidil Aqsha dengan para nabi semuanya. Ini
menunjukkan akan kepemimpinan kaum muslimin dan kekuasaan mereka terhadap
seluruh umat manusia. Setelah Nabi SAW shalat dengan para nabi, datanglah
Jiblir As dengan membawa sebuah wadah yang berisi susu dan satu wadah lagi
berisi arak. Nabi SAW memilih susu. Sebab itu, Jibril gembira dan mengatakan,”Engkau
telah diberi petunjuk berupa fitrah dan umatmu juga mendapat petunjuk
dengannya.”
Ayat-ayat
yang menceritakan Isra’ adalah sebagai berikut:
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ
لَيْلا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الأقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا
حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّه هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ*
وَآتَيْنَا مُوسَى الْكِتَابَ
وَجَعَلْنَاهُ هُدًى لِبَنِي إِسْرَائِيلَ أَلا تَتَّخِذُوا مِنْ دُونِي وَكِيلا*
ذُرِّيَّةَ مَنْ حَمَلْنَا مَعَ نُوحٍ
إِنَّهُ كَانَ عَبْدًا شَكُورًا*
“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu
malam dari Al Masjidilharam ke Al Masjidilaksa yang telah Kami berkahi
sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda
(kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”*
Dan Kami berikan kepada Musa kitab (Taurat) dan Kami jadikan kitab Taurat itu
petunjuk bagi Bani Israel (dengan firman): "Janganlah kamu mengambil
penolong selain Aku* (yaitu) anak cucu dari orang-orang yang Kami bawa bersama-sama
Nuh. Sesungguhnya dia adalah hamba (Allah) yang banyak bersyukur.(al-Isra’:1-3)
Setelah
menceritakan tentang kisah Isra’, ayat
di atas membahas mengenai keturunan manusia:
ذُرِّيَّةَ مَنْ حَمَلْنَا مَعَ نُوحٍ….
(yaitu) anak cucu dari orang-orang yang Kami bawa bersama-sama Nuh...
(al-Isra’: 3)
Dalam
perjalanan Isra’, Nabi SAW melewati gunung Tursina di mana Allah berbicara
dengan Musa As. Beliau juga melewati Baitu Lahmin (Betlehem) di mana Nabi Isa
As dilahirkan. Kemudian, beliau dinaikkan ke langit. Di langit pertama, beliau
bertemu dengan Nabi Adam As. Di langit kedua, beliau bertemu dengan Nabi Isa
As. Di langit ketiga beliau bertemu dengan Nabi Yusuf As. Di langit keempat,
beliau bertemu dengan Nabi Idris As. Di langit kelima, beliau bertemu dengan
Nabi Harun As. Di langit keenam, beliau bertemu dengan Nabi Musa As. Adapaun di
langit ketujuh, beliau bertemu dengan Nabi Ibrahim As.[1]
0 comments:
Post a Comment